Lontong tahu bu Tarmi, berada di pertigaan Samong lombok ini buka jam 6.30 sampai habis dan sudah menjadi legenda di Bangilan, mungkin ini sudah generasi ke 3…
Lontong Tahu ini merupakan makanan khas Bangilan dan sekitarnya, dan menjadi sasaran utama para pecinta kuliner yang datang ke Bagilan. Makanan ini memiliki rasa dan tampilan yang khas dan berbeda dengan lontong tahu di daerah lain.
Lontong tahu adalah makanan yang berbahan dasar lontong dan tahu. Tahu diberi garam sedikit lalu kemudian digoreng setengah matang. Setelah tingkat kematangannya dirasa cukup, lalu dipotong dadu dan disajikan dalam sebuah piring yang telah diberi beberapa irisan lontong. Kemudian diberi toping bumbu kacang, kecambah mentah, bawang goreng dan irisan daun seledri. Nah, inilah yang membedakan dengan lontong tahu kota lainnya. Bumbu kacang lontong tahu khas Bangilan ini hanya memakai satu kecap asli produksi kota Tuban yang terkenal enaknya.
Cara membuatnya satu persatu. Artinya satu porsi satu ulegan dan bumbu kacang diuleg pada saat ada pesanan dari pembeli. Kita bisa request tingkat kepedasannya. Bisa tidak pedas, sedang atau pedas sekali. Tetapi jangan khawatir lama. Karena penjualnya sigap dalam membuat adonan tahu dan menguleg bumbu, sehingga tidak perlu menunggu lama.
Dengan cowek yang terbuat dari tanah liat dan ulegan dari kayu. Ibu Tarmi dengan sigap melayani pembeli. Bumbunya antara lain cabai rawit, jeruk nipis, bawang putih, kacang tanah yang sudah digoreng lalu diberi campuran bumbu rahasia.
Bumbu rahasia ini berupa bumbu cair yang berwarna coklat tua. Saat saya tanya pada penjualnya, apakah bumbu itu gula merah? Ia menjawab bukan. Ternyata cairan bumbu tersebut adalah kecap manis dan kecap asin yang dipadukan.
Sambil menguleg bumbu, saya mengajak ngobrol bu Tarmi, Beliau bercerita bahwa ia merupakan generasi ketiga. Artinya, usaha warungnya sudah lama ada dan turun temurun. Buka jam berapa, bu? Tanya saya. Buka jam setengah tujuh pagi. Tutup sampai lontong habis, biasanya jam 10 sampai jam 11 sudah habis. Yang penting ikhtiar dan istiqomah. Rejeki ada yang mengatur, katanya. Di sela ia menguleg, ada pembeli lain yang mengantre.
Taraaaa… pesanan lontong tahu telah siap. Sepiring lontong tahu telah ada di hadapan saya. Hem, sepertinya enak nih. Yang jelas segar, karena makanan ini dibuat langsung saat dipesan kemudian disajikan. Manis gurih segar. Benar saja. Bumbu rahasia tadi kuncinya. Paduan kecap manis dan asin. Ketika melihat satu porsi terasa banyak. Pasti tidak habis, pikir saya. Eh, setelah saya menikmatinya satu suap demi suap Ternyata ludes juga. Hehehe… ini pasti efek lapar dan karena makanan ini memang lezat.
Karena enak, saya memesan kembali dua porsi dibungkus untuk oleh-oleh. Ada yang unik. Pembungkusnya dari daun jati. Bukan daun pisang atau kertas pembungkus makanan. Wah… inilah ciri khasnya jika kita kuliner di Bangilan.
Satu porsi lontong tahu dengan bungkus khas daun jati ini hanya dibandrol tujuh ribu rupiah. Murmer dan kenyang. Enak dan segar…
Silakan mencicip, Recommended deh…