
“Hidup mengajarkan bahwa apa yang menjadi hakmu pasti akan mendatangimu dengan segala cara, tapi jika bukan hakmu pasti menjauhimu sekuat apapun kamu berusaha.”
Setelah Libur pada Jum’at lalu, Kembali pada hari Jum’at, 08/07/2022 Sobat Bangilan kembali mengadakan kegiatan “Jum’at Silaturahmi, Belajar Peduli” yang ke 62. Kali ini Sobat Bangilan bersilaturami ke Tiga keluarga di dusun Santren dan dusun Mundri Kecamatan Bangilan. Mereka adalah kak Syaiku, Mbah Maryanti dan Yatim Piatunya (alm) Jimat.
Syaiku, lelaki yang tinggal bersama ibunya ini beralamatkan di dusun Santren desa Banjarworo, pria 44 tahun ini menderita sakit diduga kanker dikepala dan karena alasan itu beliau ditinggal istrinya sehingga harus pulang ke orangtuanya untuk mendapatkan perawatan. Karena ekonomi keluarga yang kurang mampu sehingga hanya mendapatkan perawatan seadanya saja. Ketika kami dolani, beliau hanya berbaring di tempat tidurnya dengan luka terbuka dikepala yang cukup mengeluarkan bau yang mengganggu.

Kondisi mbah Maryanti juga tidak jauh beda, beliau hidup sebatangkara dan tinggal di rumah sederhana di belakang bengkel Toni. untuk menopang kehidupannya beliau mengandalkan belas kasih tetangganya. lain halnya dengan Anak (alm) Jimat, sejak masih kecil anak-anak tersebut sudah yatim dan piatu. Dan saat ini 3 anak ini tinggal bersama saudara orang tuanya

Sobat Bangilan selalu menggunaan metode kegiatan mendatangi, menghampiri, door to door, BERSILATURAHMI ke semua keluarga yang akan didolani. Selain untuk bersilaurahmi kita juga ingin mendengar keluh kesah tentang keluarga yang kami dolani. Dan kegiatan ini selalu disambut dengan hangat oleh warga juga dulur-dulur Sobat Bangilan di dusun tersebut dan salah satu dari mereka akan menemani juga mengantarkan kami ke semua keluarga yang kami dolani hingga acara selesai.

Saat mereka kami dolani selalu menunjukkan wajah berseri – seri bahkan ada beberapa yang terisak haru, sehingga kami asyik bercerita tentang kehidupan dan banyak hal layaknya teman lama dan tak terasa waktu sudah hampir senja. Sementara kami harus terus berkeliling door to door untuk menghampiri dan bersilaturahmi ke keluarga yang lain.
Kondisi seperti inilah sebenarnya yg membuat kami ingin terus hadir untuk mereka, meskipun bingkisan dan oleh-oleh yang bisa kami berikan tidak seberapa, namun setidaknya kami bisa membantu untuk menguatkan semangat dan optimistis mereka salam menjalani takdir Tuhan. (adm)