Dalam rangka mengenang perjuangan Mbah Abdul Qohar Kediren, warga masyarakat Desa Kedungmulyo Bangilan Tuban menggelar acara haul Mbah Abdul Qohar di pelataran makam yang berada ditengah persawahan yang terletak di timur pasar Bangilan.
Acara rutinan setahun sekali tersebut biasanya dilaksanakan di bulan Muharram/suro, yang kebetulan tahun ini jatuh di hari minggu malam sehabis sholat Isya'(06/09/2020).
“Haul Mbah Abdul Qohar dilaksanakan setiap setahun sekali, bertepatan di Bulan suro akhir, lokasinya berada di area makam kediren yang berada ditengah persawahan desa Kedungmulyo, Bangilan” ungkap Kyai Muhammad Salim sebagai tokoh masyarakat setempat, saat ditemui senin(07/09/2020)pagi.
Tidak hanya dihadiri masyarakat desa kedungmulyo, pelaksanaan haul mbah Abdul Qohar juga dihadiri oleh masyarakat dari desa lain yang kenal dengan perjuangan beliau mensyiarkan ajaran Islam.
“Hadir di acara haul, warga desa kedungmulyo dan desa lain yang tidak jauh dari makam mbah Abdul Qohar, biasanya dari dusun sambonglombok dan warga yang bermukim di belakang pasar Bangilan” imbuhnya.
Acara tahunan tersebut biasanya di laksanakan dua kali berturut-turut selama dua hari, diwaktu malam sehabis Isya’, dan besoknya menjelang Siang dengan acara Tahlilan Umum, dan ceramah mengenang jasa perjuangan Mbah Abdul Qohar. Menurut cerita tutur yang berkembang dimasyarakat Desa kedungmulyo, Mbah abdul qohar adalah waliyullah tokoh penyebar Islam diwilayah Kedungmulyo dan sekitarnya termasuk kecamatan Bangilan, Tuban.
Nama makam kediren, adalah sebagai bentuk ungkapan bahwa beliau tidak asli warga setempat melainkan warga dari Kediri, Jawa timur yang hijrah ke kedungmulyo mensyiarkan ajaran Islam. “Mbah abdul qohar adalah sesepuh desa kedungmulyo, Ia berasal dari Kediri, makanya makamnya di kenal masyarakat dengan sebutan makam Kediren. Mulai tahun kapan beliau berada di kedungmulyo, masyarakat tidak ada yang tahu. Sesepuh-sesepuh tua kedungmulyo saat di tanya juga tidak tahu pasti, yang jelas dari zaman dulu acara haul ini rutin di gelar setiap tahunya, bahkan sudah menjadi tradisi Desa yang tidak bisa ditinggalkan” ungkap Badrun selaku kepala Desa kedung Mulyo, Bangilan Tuban.
Urutan acara haul diawali dengan pembacan tawasul, khataman Al qur’an dilanjutkan dengan pembacaan Tahlil dan do’a yang dipimpin oleh Ustad Wardi. Kemudian acara terakhir adalah ceramah agama dan mengenang jasa perjuangan mbah abdul Qohar di desa KedungMulyo, Bangilan Tuban.
Kyai Muhammad Salim selaku penceramah dan tokoh masyarakat desa kedungmulyo mengungkapkan” acara haul ini adalah dalam rangka memperingati perjuangan sesepuh desa, khususnya mbah Abdul Qohar yang telah memberikan petunjuk ajaran islam kepada warga masyarakat. Dengan diadakannya khataman dan tahlilan semoga mbah abdul qohar juga mendoakan kita semua, terlebih kita bertawasulan kepada beliau agar kita semua di doakan mendapatkan ampunan dari Allah SWT”
“Beliau adalah waliyullah, secara otomatis hubungan dengan Allah sangatlah dekat, maka bertawasulan kepada beliau adalah cara yang tepat dalam berdo’a agar masyarakat kedungmulyo rejekinya lancar, dan dihindarkan dari bala'” imbuhnya.
Terakhir, acara di tutup dengan do’a pamungkas di lanjutkan dengan makan bersama dalam satu nampan. Biasanya setiap warga membawa satu nampan makanan yang terdiri dari nasi dan aneka lau pauk, atau istilah masyarakat sini membawa “ingkung” sejenis kuliner ayam panggang utuh yang dibumbui dengan sambal dan berbagai aneka urapan. (Shofiyul Burhan)